DAUROH ILMIAH "PEMBAHASAN IJTIHAD DAN TAQLID DARI KITAB ROUDHOTUN NADZIR"

مبحث الاجتهاد والتقليد من روضة الناظر

Pembahasan Tentang IJTIHAD DAN TAQLID dari kitab Roudhotun Nadzir (Kitab Ushul Fiqh Madzhab Hambali) Karya Al Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah

Oleh: 
Fiqh Wa Ushuluhu Universiti Islam Madinah

Al Imam Ibnu Qudamah menyusun kitab ini dengan meringkas, memilih dan mengasaskannya menjadi ushul fiqih dalam madzhab Hanbali dari kitab Al-Mustashfa karya imam Abu Hamid Al-Ghazali yang bermadzhab Syafi’i. Dalam kitab ini disebutkan perbedaan pendapat dan dialog-dialog tentang masalah-masalah ushul, penulis mengemukakan pendapat-pendapat yang menyelisihi pendapatnya, kemudian diberikan jawaban-jawabannya. Kitab ini sangat penting bagi orang yang ingin mendalami ilmu ushul fiqih, karena dijelaskan keragaman pendapat para ulama yang menunjukkan keluasan ilmu mereka. Sehingga kita dapat memahaminya lebih luas lagi.

HUKUM KETERLIBATAN MUSLIM DALAM PENGIRIMAN BARANG TIDAK HALAL KEPADA NON-MUSLIM

 KEPUTUSAN MESYUARAT JAWATANKUASA FATWA NEGERI PERLIS KALI KE - 48 / 2020 14-15 September 2020 / 26-27 Safar 1442 Lake Tasoh Resort, Perlis Bil 1/48 Tahun 2020


حكم مشاركة المسلم في توصيل البضائع غير الحلال إلى غير المسلمين


العمل في خدمة توصيل البضائع، مثل توصيل الطعام أو قيادة سيارة الأجرة، هو عمل جائز طالما لا يخصص لأنشطة حرام، مثل توزيع المخدرات أو القيادة لأجل الأنشطة الإجرامية.
  • Bekerja sebagai jasa pengiriman barang, seperti pengantar makanan atau pengemudi taksi, adalah pekerjaan yang diperbolehkan selama tidak dikhususkan untuk kegiatan haram, seperti mengedarkan narkoba atau mengemudi untuk kegiatan kriminal.

الشخص الذي يعمل كموزع للبضائع أو سائق للمركبات، والذي يكون طبيعة عمله عامة ولا يقصد بها الشر، فإن دخله يكون حلالاً.
  • Seseorang yang bekerja sebagai pengirim barang atau pengemudi kendaraan, yang sifat pekerjaannya umum dan tidak bertujuan jahat, maka pendapatannya adalah halal.

TINDAKAN ORANG AWAM KETIKA BERUBAH IJTIHAD MUFTI YANG DIMINTAI FATWA AWALNYA

المبحث الرابع : 
عمل العامي عند تغير اجتهاد من سأله أولاً

Dari kitab: 
PRINSIP-PRINSIP USUL FIQH DAN FIKIH YANG BERKAITAN DENGAN MUSLIM NON-MUJTAHID

Penulis: Asy-Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri (Anggota Hai'ah Kibaril Ulama KSA, Penasehat di Mahkamah KSA, Dosen di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas King Saud)

Terjemah bebas:

Bab 4: Tindakan Orang Awam Ketika Berubah Ijtihad Mufti yang Dimintai Fatwa Awalnya

Jika seorang mujtahid telah berfatwa kepada orang awam dalam suatu masalah ijtihad dengan ijtihad tertentu, kemudian ijtihad mufti tersebut berubah, apa yang harus dilakukan orang awam? Apakah dia tetap mengikuti fatwa pertama atau mengikuti ijtihad yang baru?

Ada dua kemungkinan:

KAIDAH-KAIDAH USHUL YANG MEMBANTU ORANG AWAM DALAM HAL MEMINTA FATWA

القواعد الأصولية التي تعين العامي  فيما يتعلق بالاستفتاء

Dari kitab:
PRINSIP-PRINSIP USUL FIQH DAN FIKIH YANG BERKAITAN DENGAN MUSLIM NON-MUJTAHID

Penulis: Asy-Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri (Anggota Hai'ah Kibaril Ulama KSA, Penasehat di Mahkamah KSA, Dosen di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas King Saud)

Terjemah bebas:

Kaidah-Kaidah Ushul yang Membantu Orang Awam dalam Hal Meminta Fatwa

Dalam bab ini terdapat sebelas pembahasan:

  1. Adab orang awam terhadap mufti.
  2. Siapa yang berhak ditanya oleh orang awam.
  3. Kewajiban mengikuti fatwa mujtahid bagi orang awam jika telah mengamalkannya.
  4. Tindakan orang awam saat terjadi perubahan ijtihad dari mufti yang pertama kali ditanya.
  5. Tindakan orang awam saat terjadi perbedaan pendapat di antara para mufti.
  6. Siapa yang harus ditanya oleh orang awam ketika terdapat banyak mujtahid.
  7. Ketentuan jika orang awam tidak menemukan seorang mujtahid.
  8. Mengikuti mufti yang mudah dalam memberikan fatwa.
  9. Mengikuti pendapat yang paling ringan.
  10. Bermazhab bagi orang awam.
  11. Mufti mengulangi pemberian fatwa ketika peristiwa yang sama terulang.

MANFAAT MEMPELAJARI ILMU USUL FIKIH BAGI ORANG AWAM SECARA UMUM

تمهيد في فوائد تعلم العامي لعلم الأصول إجمالاً

Dari kitab: 
PRINSIP-PRINSIP USUL FIQH DAN FIKIH YANG BERKAITAN DENGAN MUSLIM NON-MUJTAHID

Penulis: Asy-Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri (Anggota Hai'ah Kibaril Ulama KSA, Penasehat di Mahkamah KSA, Dosen di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas King Saud)

Terjemah bebas:

Meskipun orang awam tidak diwajibkan untuk mempelajari ilmu usul fikih secara mendalam, mempelajarinya secara umum memberikan banyak manfaat yang luar biasa, di antaranya:

1. Mendapatkan Pahala: Mempelajari ilmu usul fikih dengan niat yang baik termasuk ibadah yang berpahala.

PRINSIP-PRINSIP USUL FIQH DAN FIKIH YANG BERKAITAN DENGAN MUSLIM NON-MUJTAHID

القواعد الأصولية والفقهية المتعلقة بالمسلم غير المجتهد 

Penulis: Asy-Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri (Anggota Hai'ah Kibaril Ulama KSA, Penasehat di Mahkamah KSA, Dosen di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas King Saud)

KAIDAH-KAIDAH FIKIH YANG LANGSUNG BERMANFAAT BAGI ORANG AWAM

Penulis:
Asy-Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri (Anggota Hai'ah Kibaril Ulama KSA, Penasehat di Mahkamah KSA, Dosen di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas King Saud)

القواعد الفقهية التي يستفيد العامي مباشرة من تعلمها

KAIDAH FIKIH YANG LANGSUNG BERMANFAAT BAGI ORANG AWAM (NON-MUJTAHID)

أولاً: قاعدة الأمور بمقاصدها:

للنية أثر كبير على أعمـال المكلف، ومـن هنا قـال النبي r: (إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى)، والنيـة توضح المـراد بالأيمان، وبألفاظ الكنايات، وتعين نوع العبـادة المؤداة هـل هي مثلاً صلاة الظهر أو نافلتها.

وعلى النية يترتب الثواب والعقاب، فمن فعل الحرام غير قاصد له فلا عقاب له، ومن فعل الطاعة بقصد التقرب إلى الله لنيل الثواب الأخروي استحق الثواب، وكذلك المباحات إذا قصد المكلف بها التقوي على طاعة الله استحق الثواب عليها([1]).

Pertama: Kaidah "al-Umuru bi Maqashidiha" (Segala amalan itu dinilai berdasarkan niatnya)

ANTARA TARJIH DALAM FIQH DAN PILIHAN-PILIHAN DALAM KEHIDUPAN

Hidup tak lepas dari berbagai pilihan. Demikian pula dalam fiqh, terkadang tak lepas dari adanya berbagai pandangan atau pendapat para ulama pada suatu masalah. Mentarjih adalah sebuah kemestian, ketika metode kompromi -menjama'- sudah tidak bisa ditempuh. 

Q&A dengan:
Shahibus Samahah Dato Prof. Dr. MAZA 
Mufti Kerajaan Negeri Perlis