TINDAKAN ORANG AWAM KETIKA BERUBAH IJTIHAD MUFTI YANG DIMINTAI FATWA AWALNYA

المبحث الرابع : 
عمل العامي عند تغير اجتهاد من سأله أولاً

Dari kitab: 
PRINSIP-PRINSIP USUL FIQH DAN FIKIH YANG BERKAITAN DENGAN MUSLIM NON-MUJTAHID

Penulis: Asy-Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Nashir Asy-Syatsri (Anggota Hai'ah Kibaril Ulama KSA, Penasehat di Mahkamah KSA, Dosen di Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas King Saud)

Terjemah bebas:

Bab 4: Tindakan Orang Awam Ketika Berubah Ijtihad Mufti yang Dimintai Fatwa Awalnya

Jika seorang mujtahid telah berfatwa kepada orang awam dalam suatu masalah ijtihad dengan ijtihad tertentu, kemudian ijtihad mufti tersebut berubah, apa yang harus dilakukan orang awam? Apakah dia tetap mengikuti fatwa pertama atau mengikuti ijtihad yang baru?

Ada dua kemungkinan:

Pertama: 

Orang awam telah mengikuti fatwa pertama. Dalam hal ini, boleh bagi orang awam untuk tetap mengikuti fatwa pertama dan tidak wajib mengikuti ijtihad baru. Hal ini sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan bahwa ijtihad tidak membatalkan ijtihad lainnya, seperti halnya seorang hakim yang telah memutuskan berdasarkan ijtihadnya, kemudian ijtihadnya berubah.

Kedua: 

Orang awam belum mengikuti fatwa pertama. Dalam hal ini, dia harus mengikuti ijtihad baru dan tidak mengikuti ijtihad pertama ([1]).

Catatan:

[1] Lihatlah pembahasan masalah ini dalam:
  • Syarh al-Kawkab al-Munir 4/512
  • Al-Mustasfa 2/382
  • Syarh Tanqiḥ al-Fuṣūl hlm. 441
  • Fawātiḥ al-Raḥmah 2/396
  • Al-Maswudah hlm. 472, 543